Sebentar lagi berkas-berkas di langit akan buyar dan matahari akan
memulai memancarkan sinarnya yang putih, terang dan panas. Jalan
itupun akan mulai hidup, bernafas dan debu-debu akan segera
berterbangan mengotori udara.
Jalan itu bukan jalan kelas satu. Jalan itu jalan kecil yang hanya
dilalui kendaraan-kendaraan dalam jumlah kecil. Tetapi sebuah pabrik
es yang tidak kecil berdiri di pinggirnya dan pabrik itu memiliki
gedung yang sangat tua. Di depan gedung itulah para pekerja pabrik
mengerumuni SIMBOK yang berjualan pecel di halaman.
Seorang laki-laki yang sejak malam terbaring, tidur di ambang pintu
yang terpalang tak dipakai itu, bangun dan menguap setelah seorang
yang bertubuh pendek membangunkannya. Laki-laki itu adalah PENJAGA
MALAM.
- PENJAGA MALAM : Uuuuuh, gara-gara pencuri, aku jadi kesiangan.
- SI PENDEK : Tadi malam ada pencuri?
- PENJAGA MALAM : Di sana, di ujung jalan itu! (menunjuk)
- SI PENDEK : Tertangkap?
- PENJAGA MALAM : Dia licik seperti belut. (menggeliat lalu pergi)
- SI PENDEK : (duduk lalu membaca koran)
Seorang pemuda (anak laki-laki) membawa baki di atas kepalanya lewat.
Ia menjajakan kue donat dan onde-onde. Suaranya nyaring sekali. Tak
ada orang mengacuhkannya. Begitu ia lenyap seorang pemuda lewat pula
yang berjalan dengan perlahan, berbaju lurik kumal, sepatu kain yang
sudah rusak dan buruk, wajahnya pucat. Sebentar ia memperhatikan
orang-orang yang tengah makan lalu ia pergi dan iapun tak
diperhatikan orang.
Gemuruh mesin yang tak pernah berhenti itu, yang abadi itu, makin
lama makin mengendur daya bunyinya sebab lalu lintas di jalan itu
mulai bergerak dan orang-orang semakin banyak di halaman pabrik itu.
SIMBOKpun makin sibuk melayani mereka. Lihatlah!
Selengkapnya, download DISINI
0 komentar:
Posting Komentar