PUISI EMHA "Kudekap Ku Sayang-Sayang"


Kepadamu kekasih kupersembahkan segala api keperihan 
di dadaku ini demi cintaku kepada semua manusia 
Kupersembahkan kepadamu sirnanya seluruh kepentingan 
diri dalam hidup demi mempertahankan kemesraan rahasia, 
yang teramat menyakitkan ini, denganmu 
Terima kasih engkau telah pilihkan bagiku rumah 
persemayaman dalam jiwa remuk redam hamba-hambamu 
Kudekap mereka, kupanggul, kusayang-sayang, dan ketika 
mereka tancapkan pisau ke dadaku, mengucur darah dari 
mereka sendiri, sehingga bersegera aku mengusapnya, 
kusumpal, kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku 
Kemudian kudekap ia, kupanggul, kusayang-sayang, 
kupeluk, 
kugendong-gendong, sampai kemudian mereka tancapkan 
lagi pisau ke punggungku, sehingga mengucur lagi darah 
batinnya, sehingga aku bersegera mengusapnya, 
kusumpal, 
kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku, kudekap, 
kusayang-sayang.

1994

(Dari Kumpulan sajak Abracadabra Kita Ngumpet, 
Yayasan Bentang Budaya Yogyakarta, 1994, halaman 7) 
Republika, 24 Januari 1999

0 komentar:

Posting Komentar

Apakah menurut anda postingan ini menarik? silahkan bagikan..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...