Naskah Drama "Matinya Toekang Kritik" (Monolog) karya Agus Noor


Sebuah Teater Monolog

Matinya Toekang Kritik

Karya Agus Noor

Terdengar detak nafas waktu…

Sebelum pertunjukan – sebelum dunia diciptakan – denyut waktu itu mengambang memenuhi ruang – semesta yang hampa. Seperti denyut jantung. Terdengar detak-detik waktu bergerak. Seperti merembes dari balik dinding. Seperti muncul dan mengalir menyebar di antara kursi-kursi yang (masih) kosong…

Ketika para penonton mulai masuk ruang pertunjukan, mereka mendengar waktu yang terus berdedak berdenyut itu. Mereka mendengar suara detik jam yang terus berputar. Suara ddetak-detik waktu yang bagai mengepungnya dari mana-mana.[1] Sementara pada satu bagian panggung, mereka menyaksikan kursi goyang yang terus bergerak pelan seakan mengingatkan pada ayunan bandul jam. Bergoyang-goyang. Kursi itu temaram dalam cahaya. Terlihat selimut menutupi kursi itu, seperti ada orang yang tertidur abadi di atas kursi itu. Waktu berdenyut. Kursi terus bergoyangan.

Selengkapnya, download disini

1 komentar:

fortal.organisasi.com mengatakan...

kren endingnya

Posting Komentar

Apakah menurut anda postingan ini menarik? silahkan bagikan..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...