karya: Agus Noor dan Indra Tranggono
PROLOG:
Selamat malam,…bla,bla,bla…..(improvisasi)
Sebelum pertunjukan ini dimulai, marilah ada baiknya kita membangun kesepakatan, yaitu hendaknya pertunjukan kita malam ini tidak diganggu bunyi tu-la-lit-tu-la-lit ponsel anda atau pager. Bunyi-bunyi ilegal untuk sementara diharamkan. Maka saya memberi kesempatan kepada anda untuk mengeksplorasi naluri-naluri purba anda: segeralah anda menjadi pembunuh. Bunuhlah pager dan handphone anda ! Ini jauh lebih baik katimbang anda membunuh orang, atau membacok, hanya karena perbedaan visi atau perbedaan pendapat. Kalau nanti ternyata masih tu-la-lit-tu-la-lit, nikmatilah risikonya dipisuhi penonton lain.
Selamat malam,…bla,bla,bla…..(improvisasi)
Sebelum pertunjukan ini dimulai, marilah ada baiknya kita membangun kesepakatan, yaitu hendaknya pertunjukan kita malam ini tidak diganggu bunyi tu-la-lit-tu-la-lit ponsel anda atau pager. Bunyi-bunyi ilegal untuk sementara diharamkan. Maka saya memberi kesempatan kepada anda untuk mengeksplorasi naluri-naluri purba anda: segeralah anda menjadi pembunuh. Bunuhlah pager dan handphone anda ! Ini jauh lebih baik katimbang anda membunuh orang, atau membacok, hanya karena perbedaan visi atau perbedaan pendapat. Kalau nanti ternyata masih tu-la-lit-tu-la-lit, nikmatilah risikonya dipisuhi penonton lain.
Baiklah saudara. Meskipun saya berdiri di
sini dengan wajah coreng moreng kayak badut, sesungguhnya saya ini bukan badut.
Karena terus terang saja, saya tidak ingin memperbanyak jumlah badut di negeri
ini yang dari hari ke hari jumlahnya terus menggelembung. Kita sudah polusi
badut, over kuota. Semua posisi sudah diisi oleh orang-orang yang lucu dan
menggemaskan, sampai-sampai tukang monolog yang sok nglucu terancam kehilangan
sandang pangannya.
Selengkapnya, download disini
0 komentar:
Posting Komentar