PUISI EMHA "Rumah Cor Api"

demi keadilan 
hukum disingkirkan 
demi kebenaran 
pengabulan ganti rugi dibatalkan 
demi ketenteraman 
air ludah harus kembali ditelan 

karena cahaya kemajuan harus memancar 
maka panduan dan penerangan harus luas tersebar 
karena program - program pembangunan harus lancar 
maka terkadang pasar ini dan bangunan ...


...itu harus dibakar 

lihatlah rumah - rumah cor api 
lihatlah gedung - gedung berdiri di atas kuburan 
batu - batanya terbuat dari kesengsaraan dan airmata 
tembok - temboknya rekat oleh akumulasi ratapan 
tiang - tiangnya tegak karena disangga oleh pengorbanan 

diseberang itu engkau memandang 
rumah - rumah didirikan 
dekat di sisiku aku saksikan 
rumah - rumah digilas dan dirobohkan 

nun disana engkau melihat 
rumah - rumah disusun - susun 
nun disini aku menatap 
perduduk terusir berduyun - duyun 

ketika engkau berdiri di depan 
hamparan tanah luas yang engkau beli 
untuk mendirikan ratusan rumah 
dan ribuan pemukiman manusia abad 21 
pernahkah terlintas di kepalamu 
ingatan tentang beribu - ribu saudara - saudaramu 
yang kehilangan tanahnya 

pernahkah engkau ingat betapa beribu - ribu orang itu 
tak dianggap memiliki hak untuk mempertahankan tanahnya 
dan ketika mereka terpaksa menjualnya 
mereka juga tak dianggap memiliki hak untuk menentukan 
harga petak - petak tanah mereka 

ketika engkau menempati rumah itu 
tahukah engkau, siapa nama tukang -tukang 
yang menumpuk bata - batanya 
yang mengangkut pasir dan memasang genting - genting 

ketika engkau memijakkan kakiku di lantai rumahmu 
dan meletakkan punggungmu di kasur ranjang 
pernahkan engkau catat kemungkinan muatan 
korupsi dan kolusi di dalam proses pembuatannya 
sejak tahap tender 
sampai pemasangan cungkup puncaknya 

bagi berjuta - juta saudara - saudaramu 
yang tak senasib dengan denganmu 
yang bertempat tinggal tidak di pusat uang dan kekuasaan 
pernahkah engkau sekedar berdoa saja 
bagi kesejahteraan mereka 

dunia sudah amat tua 
darahnya kita hisap bersama - sama 
kehidupan semakin rapuh 
dan sakit kita tidak semakin sembuh 
langit robek - robek 
badan kita akan semakin dipanggang hawa panas 
sejumlah pulau akan tenggelam 
lainnya menjadi rawa - rawa 
anak cucumu akan hidup sengsara 
karena ransum alam bagi masa depan 
telah dihisap dengan semena - mena 

EMHA AINUN NADJIB 
1994 

0 komentar:

Posting Komentar

Apakah menurut anda postingan ini menarik? silahkan bagikan..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...