PUISI EMHA "Tembok Gelombang"

sekuat - kuat gelombang 
harus lebih kuat tembok 
karena puncak kekuasaan 
adalah ideologi gembok 

tembok didirikan sekukuh - kukuhnya 
agar gelombang terbentur sia - sia 

gelombang direndam 
menjadi ombak semilir 

gelombang itu alam 
tembok itu teknologi 
kekuasaan timbul tenggelam 
sedang jiwamu abadi 

( 2 ) 

berhentilah memenjaraku 
sebab jeruji besi dan sel pengurungku 
terletak di dalam dadamu sendiri 
tanpa bisa kemanapun kau pindahkan 

kalau kau usir 
kau pikir kemana aku hendak pergi 
sedang lubuk jiwamu itulah alam semestaku 
aku berumah di keremangan jiwamu 
bilikku tersembunyi di balik kesunyian nuranimu 

jadi berhentilah mendirikan tembok - tembok 
karena toh aku bukan gumpalan benda yang bisa kau kurung 
tak usah pula repot membakar dan memusnahkanku 
sebab toh hakekatku memang musnah dan tiada 

kau sang aku ini gerak atau semacam gerakan 
padahal tak kupunyai apapun yang bisa kugerakkan 
dan apabila kau jumpai bayangan gerak 
pada yang kau sebut aku 
hendaklah jelas bagimu bahwa hanya Tuhan 
yang sanggup memantulkan diriNya sendiri 

aku membesar - besarkanmu dan kau membesar - besarkanku 
kita saling merasa terancam oleh enerji yang mendesak - desak 
padahal ia hanyalah air nuranimu sendiri yang menggelombang 
dan sebagaimana udara yang berhembus 
ia berasal dari ruh uluhiyah kita sendiri 

kita saling memandang melalui metoda benda 
kita saling bersentuhan lewat tahayul peristiwa - peristiwa 
padahal di awal dan akhir nanti akan ternyata 
yang kita sangka kita bukanlah kita 

engkau bisa menangkap benda 
tapi geraknya luput dari kuasamu 
engkau bisa menghentikan peristiwa 
tetapi arusnya lolos dari cengkeramanmu 

engkau bisa membendung air 
tapi gelombangnya melompatimu ke masa depan 
engkau bisa membuntu udara 
tapi tenaganya memergokimu 
di tempat yang tak kau duga 

jadi sudahlah 
untuk apa kau bungkam mulutku 
sedangkan yang bersuara adalah mulutku 
untuk apa engkau stop langkahku 

sedangkan yang berjalan adalah sanubarimu sendiri 
sedangkan yang bergema adalah pekikan hatimu sendiri 
bergaung melintasi segala angkasa 
menembus seluruh langit 
mengatasi negara - negara dan propinsi - propinsi 
melompati kepulauan, samudera dan benua - benua 

maka untuk apa engkau bungkam suaraku 
karena toh kesunyian lebih berteriak dibandingkan mulutku 
untuk apa kau habiskan tenaga 
untuk membangun pagar dan rambu - rambu 
sedang setiap menjelang tidur 
selalu engkau diseret kembali oleh gelombang itu 


0 komentar:

Posting Komentar

Apakah menurut anda postingan ini menarik? silahkan bagikan..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...